Jam digital itu sudah menunjukan pukul 7 malam, saat Tasya masih sibuk menelpone banyak pihak, Bumi masih senantiasa membuat kopi untuk Adam, ya pekerja di sana memang tau ada OB baru di sana, yang selalu dengan masker dan kaca matanya.
Tasya tidak sepeka itu ternyata menyadari kehadiran Bumi, bahkan dia juga sering meminta tolong kepada Bumi, dia sesekali mencoba melihat mata Bumi namun laki-laki itu menghindar.
Suaranya pun dia rubah selama berada di dalam lingkup kantor Tasya.
"Mba mau sekalian dibikinin kopi?"
"Bentar Mas, dada saya sesek kalau deket Mas kenapa ya?"
Tasya memegang dadanya, memang nafasnya mendadak menjadi cepat jika Bumi ada di sekitarnya.
"Apa saya membawa hawa negatif buat Mba?, Aduh Mba maafin saya" suara lembut itu benar-benar menghilangkan image seorang Bumi.
"Ah gak gitu Mas maksud saya, maafin saya ya Mas kalau udah nyinggung perasaan Mas, saya gak maksud cuma seminggu ini gini terus"