Kala terduduk di depan halaman rumah Senja, ya rumah Senja, dia mengendarai sepeda Kane tadi, cukup jauh karena berbeda komplek dengannya, tapi hanya Senja yang bisa mengertinya saat ini.
"Non, ada Kalani di teras depan, udah 15 menit duduk di sana kayaknya, tadi Bibi suruh masuk dia gak mau"
Senja, dia sudah cukup kuat untuk berjalan, karena pengobatan yang dia lakukan juga berhasil bahkan dia juga sudah beraktifitas seperti biasa.
Namun hatinya tak bisa biasa saja sekarang saat bola mata Kalani menatapnya sendu.
"Anak bayi Tante ngapain ni sedih-sedih?"
"Ini...
Kala mengeluarkan serpihan gawainya, mata Senja menatap itu dengan terkejut, ya selama ini dia tau Kalani adalah korban bullyan teman-temannya di sekolah, namun sial untuknya Kala tak membiarkannya untuk membalas walaupun dengan hal kecil sekalipun.
"Maaf Tan...
"It's oke sayang, sini peluk, kayaknya Tante kedinginan deh"