Hana tidak pulang ke kontrakannya, karena Tasya taunya dia memang sudah jadwalnya berkunjung.
Namun ada satu hal yang membuatnya terluka, ternyata Tasya serius dengan ucapannya untuk melupakan Bumi.
Ya sudah lama sekali memang, untuk seorang suami tidak mencari keberadaan istri, atau bahkan sekedar menanyakan keadaan anak merekapun tidak.
Apa sebenarnya yang ada dipikiran Bumi, apa benar dia melepaskan Tasya begitu saja.
Di hadapannya ada gawai yang berdering, nama Bumi tertera di sana, tapi apa iya Hana bisa bisa saja berucap kata rindu dengan buah hatinya sementara kenyataan Tasya berada di mana saja Bumi tidak pernah tau.
Laki-laki itu pintar memainkan perannya, berbohong atas segala macam hal tentang di mana keberadaan Tasya.
Memang Hana tak lagi sering menanyakan itu, namun tetap saja Bumi mencoba mencari alasan untuk berbohong tentang rumah tangganya.
"Halo Mi"
Bumi tersenyum kecut di seberang sana, matanya bengkak karena mungkin dia menangis atau entahlah itu kenapa.