Panasnya Jakarta sudah ingin membakar tubuhnya, tapi Tasya masih dengan senang hati menanam berbagai macam bibit baru yang toko Elang antarkan ke rumah keluarga Andara, ya Dia memutuskan untuk rajin berkebun saja, karena menjadi model kembali tak akan Dia lakukan untuk waktu yang dekat, karena ya Dia masih sangat trauma dalam mempercayai seseorang.
Tasya menatap puas berbagai macam polybag yang sudah terisi penuh dengan bibit itu, buah anggur yang sang Papa tanam juga sudah berbuah, strawberry yang sudah lama tak Dia sentuhpun sudah banyak yang merah, bahkan sampai busuk.
Mangga apel dan harum manis juga menusuk indera penciumannya, sepertinya hari ini Dia bisa memanen banyak buah dari taman belakang ini.
"Waw, strawberry nya gede abis"
Ia terkekeh, pasalnya kalau membeli strawberry sebesar ini Dia harus memesan terlebih dahulu, karena di market place jarang sekali ada, katanya sih ini strawberry Korea, tapi ya gitu tak terlalu manis menurutnya.
"Sya"