Kala terbangun dengan Hans di sampingnya, laki-laki yang Dia sayangi itu terlihat sangat lelah, tapi Dia tak bisa melakukan apapun untuk membantunya.
Bahkan berbicara, Dia hanya bisa terbata-bata, karena lidahnya kelu, semua anggota tubuhnya masih kaku, walaupun yang dokter katakan Dia hanya lumpuh di bagian kanannya saja, tapi ini Dia merasa berbeda, malah tak bisa menggerakan apapun.
"Eh sayang udah bangun, mau apa? Minum? Laper?"
Kala hanya menggeleng, lalu memejamkan matanya kembali, Hans menghela nafas gusar, karena sedari tadi Kalani belum memakan apapun.
"Mau makan Nak? Mau Oma? Atau mau Mama?, Mama lagi sakit masih di ruangan, kalau Mama udah baikan Mama pasti ke sini"
Dan ya seperti biasa tak ada hal yang membuat Kalani tertarik, hidupnya mendadak menjadi tidak terlalu menarik, entahlah.
"Papa kamu di kamar Mama, atau pengen ketemu Papa?"
Kala mengedipkan matanya berulang kali, Dia menolak itu dengan tegas.
"Kenapa? Kok Kala gak mau?"