"Aku udah biasa kayak gini Ma, mereka selalu bully aku setiap hari, dan untuk hal ini gak terlalu menakutkan lagi untuk aku, toh aku juga gak pernah mendapatkan yang lebih baik di hidupku Ma, aku terbiasa dengan perlakuan buruk ini" Kalani tersenyum untuk kesekian kalinya.
Untuk pertama kalinya Tasya ingin menangis, melihat betapa polosnya sang anak, yang mau saja di bully oleh orang lain.
"Kamu tu bukan anak haram, kamu ada Papa, jadi bilang sama mereka kalau mereka itu salah"
"I--ya Ma"
"Buk Tasya"
Tasya mengalihkan fokusnya dari Kalani, ya dia sedang menatap salah satu guru yang dekat dengan Kalani, yang sering ke rumah dan menanyakan kenapa Kalani suka tidur di kelas dan tidak semangat kenapa ada lebam di tubuhnya yang Tasya saja tidak tau, memang Tasya sering menampar anak itu, dan tidak mungkin juga yang lebam di bagian kaki atau tangan kan?.
"Anak saya di Bully dan sekolah diam saja Buk?" Tasya tersulut.
"Maksud Ibu?"