London.
Bumi mengerjabkan matanya, obat tidur itu cukup membantunya untuk terlelap, tapi tidak untuk melupakan Tasya.
Dia kembali dengan rasa sakitnya, ternyata tidak ada yang berubah, dia masih sangat merindukan Tasya.
Bumi berjalan menuju lemari pendingin, ada beberapa minuman beralkohol yang dia beli kemarin, dia tidak bisa tenang, hatinya cukup tak karuan sekarang.
Sejenak masalah Ayumi terlupakan, dia tak sekalipun menanyakan apakah hari ini dia boleh berkunjung atau tidak seperti yang biasanya dia lakukan, dia ingin sendiri dan meratapi setiap hal yang telah dia perbuat dengan tanpa hati nurani.
"Huh"
Bumi menghembuskan nafasnya kasar, menundukan kepalanya dengan tangan yang menumpu ke meja makan, benar-benar merasa bodoh sekarang, dia pikir kehilangan Tasya bukan masalah, tapi dia terkhianati dengan pikirannya sendiri.
"Lo brengs*k Mi"