"Pagi Mba Tasya"
"Pagi Pak"
"Nyiram taneman ya Mba"
"Iya Pak"
"Tanemannya bagus Mba"
"Makasi"
Tasya tak berniat untuk menimpali, karena akan banyak gosip murahan yang berterbaran kalau dia dengan senang hati berbicara dengan suami ibu Halim ini.
"Mba, kalau bunga ini gimana ya caranya buat tanem, di saya kok mati terus."
Risih memang, hanya saja untuk meninggalkan Pak Razi sendiri rasanya tidak sopan, karena yang dia tanyakan juga bunga bukan yang lain.
"Pupuknya ini gak banyak Pak, hanya dua sendok makan, trus kalau namemnya tanahnya di mix biar hasilnya bagus"
Tasya belajar banyak dari Elang kalau soal tanaman, karena sampai saat ini Elang masih bergelut di bidang tanaman, sama dengannya.
"Saya tu suka sama bunga-bunga Mba Tasya, tapi istri saya gak mau saya belajar sama Mba, jadi saya curi-curi waktu, Mba jangan mikir saya ganjen ke Mba ya, saya gak gitu orangnya Mba, demi Allah, saya beneran tulus mau belajar, saya lihat toko Mba lebih estetik gitu"