Cika senang sekali bisa pergi dengan naik mobil. Nita tampak tegang di sebelahnya. Ia meremas tali tasnya terus menerus.
"Kamu kenapa tegang begitu, Nita?" tanya Cika.
Nita menoleh padanya dengan mata yang disipitkan. "Kamu jangan bilang siapa-siapa ya. Sebenarnya, aku tidak mau ditugaskan untuk menemani Nyonya Stacy."
"Oh, memangnya kenapa?"
"Memangnya kamu tidak tahu? Nyonya Stacy itu kan gila. Dia bicara sendiri, tertawa, menjerit-jerit. Dia terus menerus bilang kalau di rumah itu ada hantu berjubah hitam. Omongannya menyeramkan. Aku takut sekali, Cika. Kamu tidak takut?"
"Tidak. Bagaimanapun juga Nyonya Stacy itu juga kan manusia. Dia begitu karena pikirannya sedang kacau. Kita hanya perlu sabar saja dan menemani beliau. Siapa tahu dokter juga sudah memberikannya obat penenang. Pekerjaan kita akan santai sekali."
Nita mendesah. "Ya sudah. Kita lihat saja nanti. Aku benar-benar takut jika sampai Nyonya Stacy mengamuk dan menyakiti dirinya sendiri."