Setelah sekian lama, Milly tidak pernah berciuman dengan siapa pun juga. Setelah menerima ciuman dari Liam, ia merasa ada sesuatu yang hangat memenuhi hatinya.
Mereka terlihat canggung karena selama ini mereka hanyalah teman dan Liam tidak pernah memaksanya untuk menerima cintanya. Liam pun tidak pernah menyerah untuk terus mencintai Milly.
Liam pun kembali ke tengah jalan dan melaju cepat menuju ke rumah Milly. Selama di perjalanan, Liam menoleh pada Milly sambil tersenyum.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" tanya Milly.
"Aku sungguh tidak menyangka! Akhirnya, kamu mau menerimaku juga. Apa yang membuatmu mau menerimaku?"
"Aku rasa, aku sudah tidak muda lagi. Kalau bukan karena kamu yang menemaniku kemarin, aku mungkin masih terbaring lemah di kasur, tak berdaya."
Liam meremas tangan Milly sambil tersenyum. "Aku tidak percaya. Kamu ini terlalu berlebihan."