Menatap Briella yang jadi tampak canggung seperti ini malah membuat Ben jadi heran. Bukankah biasanya gadis itu galak padanya?
Cara bicaranya yang ketus, kerap kali membuat Ben jadi salah tingkah. Jadi, tidak seharusnya Briella jadi pendiam seperti ini.
Ben mentraktirnya makan siang di kantin. Sebelum Briella mengeluarkan kartu hitamnya lagi, Ben yang terlebih dulu membayarnya. Setelah itu, mereka makan berdua dalam diam.
Beberapa kali Ben melihat Briella menguap dan tampak seperti yang tidak bersemangat menyantap makanannya. Ben tahu jika Briella pasti kelelahan.
Usai menyingkirkan piringnya yang sudah bersih, Briella mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan. Lalu ia menyedot minumannya sedikit sambil mengerjap-ngerjap.
"Briella, apa kamu mengantuk?" tanya Ben.
Briella menegakkan tubuhnya. "Aku baik-baik saja."
"Tidak apa-apa. Kalau kamu mengantuk, kamu boleh tidur di mobilku atau kita bisa beristirahat di perpustakaan yang hening dan sejuk. Kamu mau beristirahat di mana?"