"Tidak perlu mengintip orang yang sedang berciuman. Kamu jadi tampak seperti orang yang paling menyedihkan sedunia. Kalau kamu butuh pria untuk menciummu, tinggal hubungi aku saja. Tenang saja, aku sudah menyikat gigi."
"Iuh!" Briella mendorong buku Ben dan memutuskan untuk pergi dari perpustakaan.
Ben terkekeh geli melihat sikap Briella. Lalu ia pun mengikuti Briella lagi.
Briella sudah habis kesabaran. Ia berbalik cepat ketika mereka sudah keluar dari perpustakaan.
"Mau sampai kapan kamu akan terus mengikutiku, Ben? Apa maumu sebenarnya?" Briella mengangkat sebelah alisnya sambil melipat tangannya di dada.
"Entahlah. Aku hanya sedang berpikir bagaimana caranya supaya kamu bisa menebus semua perbuatanmu kemarin padaku, sekaligus berterima kasih padaku karena aku telah menolongmu."
Briella mendengus. "Pemikiran macam apa itu?"
"Hei, jangan lupa. Aku sedang memegang rahasiamu. Kamu harus menurut padaku," ucap Ben yang merasa seperti berada di atas angin.