Briella menoleh pada Ben. "Memangnya apa yang kamu ketahui?"
"Kamu … hmmm, kamu berpetualang ke dunia lain dan kembali utuh sebagai manusia."
Ingin sekali Briella mengoreksi jika ia sudah tidak utuh lagi sebagai manusia. Kebahagiaannya telah direnggut oleh sebuah tangan tak kasatmata, meremukannya hingga Briella lupa bagaimana rasanya bahagia dengan caranya sendiri.
Namun, Briella hanya bisa diam sambil merenungkan nasibnya. Kehadiran Ben di sampingnya hanya membuat mimpi buruk itu terasa semakin nyata, bahwa semua yang telah terjadi padanya beberapa hari yang lalu itu adalah sebuah kenyataan.
"Apa kamu baik-baik saja, El? Aku rasa, kamu masih belum lebih baik, kecuali kamu sudah bisa berjalan dan bersikap judes padaku."
Briella menghela napas. "Tidak usah peduli padaku."
"Yang benar saja? Tentu saja, aku peduli padamu. Aku sudah pernah menyelamatkanmu. Jika aku membiarkanmu tenggelam di laut, kamu mungkin sudah tiada."