"Ya sudah," ucap Jihan pada Ben. "Kamu tidak usah marah-marah lagi. Aku yakin sekali, ada alasan yang kuat kenapa Briella menyembunyikan semua kenyataan itu dari Vanessa. Dia sudah berhasil membuatmu jadi tampak seperti orang gila yang sudah berhalusinasi akan hal-hal yang di luar nalar."
Jihan mengatakan itu sambil tertawa. Ben jadi semakin kesal dibuatnya.
"Berhenti tertawa, Han. Itu sama sekali tidak lucu," tegur Ben.
Namun, akhirnya ia tertawa juga. "Ya, aku jadi tampak seperti orang gila. Ibunya Briella menatapku seperti yang ketakutan. Belum lagi wajahku yang babak belur ini."
Jihan terkekeh. "Ya sudah. Apa kamu mau ke dokter untuk mengobati luka di wajahmu itu? Mumpung kita sedang berada di rumah sakit."
"Ah, sudahlah. Nanti juga sembuh sendiri. Aku bisa menggunakan obat-obatan yang ada di rumah. Beres. Sekarang sudah semakin malam, aku lapar sekali. Ayo kita makan dulu."
"Iya kamu benar. Aku juga lapar. Ayo kita ke café yang ada di sebelah rumah sakit," ajak Jihan.