Ben segera menyelesaikan sarapannya dan kemudian berangkat ke rumah Lisa. Jarang sekali ia bertemu dengan Lisa di pagi hari. Hal itu membuat Ben jadi semakin bersemangat, apalagi di rumahnya tidak ada siapa-siapa yang akan mengganggu mereka berdua.
Ben tersenyum-senyum sepanjang jalan, membayangkan hal-hal indah yang akan ia lakukan dengan Lisa. Ia melirik kaca spionnya sambil menyugar rambutnya yang seringkali berantakan. Namun, beberapa wanita berkata jika rambutnya yang berantakan membuatnya jadi tampak lebih seksi.
Ia pun melewati tempat ia biasa menunggu Lisa. Ia langsung saja lurus menuju ke perumahan elit itu dan berbelok ke kiri. Tak jauh dari sana, Ben pun menghentikan mobilnya.
Belum sempat Ben turun dari mobilnya, Lisa sudah membukakan pintu gerbang rumahnya. Senyumnya merekah indah.
Ben tak sabar untuk segera masuk ke dalam. Lalu ia memeluk Lisa dan hendak menciumnya.
"Eh, jangan di sini. Nanti ada tetangga yang melihat," ucap Lisa sambil tersenyum malu-malu.