Liana meremas jarinya sendiri, sesekali melihat wajah Aris yang dingin itu. Aura kegantengan Aris hilang entah kemana. Hanya ada aura kebencian yang ada di wajah Aris.
Aris tak menatap wajah Liana. Rahangnya mengeras menahan amarah. Emosi bergumpal jadi satu di hati Aris. Lalu mengusap wajahnya kasar. Hatinya ingin sekali memaki gadis cantik ini. Tapi ia tak tega. Ada apa ya dia kesini? Ke sini bawa oleh- oleh lagi.
Hening, tak ada ucapan yang keluar dari bibir Liana. Gemes melihatnya. Kalau seandainya ada sungai. Ingin rasanya di hanyutkan ke sungai. Geram melihatnya datang ke sini. Seandainya Kinara yang datang. Pasti akan memeluknya erat.
"Ada apa kau kesini Liana? kamu tau kedatanganmu buat masalah buat aku!" seru Aris jengkel. Ia berpikir masih ada wanita yang nekat datang mengunjungi laki- laki. Ia tak habis pikir apa yang di pikiran Liana. Ia mengusap wajahnya kasar.