Hampir dua jam Steve tertidur, pikirannya kembali menerawang.
Melihat Kinara pergi bersama laki- laki lain. Hatinya membiru, sangat sakit menyelinap di seluruh hatinya. Steve berjongkok sambil menunduk. Air mata mengenangi di kedua pelupuk mata Steve.
"Kinara!" desis Steve sedih. Air matanya mengalir membasahi pipi Steve. Hatinya patah berkeping- keping. Ia ingin memeluk Kinara erat dan mencintai Kinara sangat erat. Namun harapannya hancur. Steve kehilangan Kinara untuk selamanya. Ia tak bisa memiliki lagi. Padahal dirinya ingin sekali menghabiskan sisa hidupnya dengan Kinara.
Steve merasa hidupnya terpuruk, seakan waktu berhenti di sini. Putus asa, galau juga jiwannya merasa kosong. Steve mengusap sisa air matanya yang masih tersisa. Ia bangkit dan menuju ke mobilnya. Duduk di belakang kemudi. Lalu memejamkan mata yang perih. Steve memukul kemudi setirnya. Emosi, amarah juga kesal mengumpal di dada Steve.