Aris duduk di ruang tamu, tak jauh dari Kinanti dan Rania. Namun pikirannya masih tertuju pada Kinara. Melihat wajah cantik itu kenapa membuatnya candu. Sesekali ia menyimak pembicaraan Tantenya dan Rania. Mereka ngobrol hangat, setelah hampir 15 tahun baru ketemu. Lalu Kinanti mengusulkan menjodohkan Aris dan Kinara.
"Eeh Rania, kayaknya Kinara cocok sama Aris, bagaimana kalau kita jodohkan aja!" usul Kinanti semangat. Wajah Aris bersemu merah mendengar ucapan Mamanya Kinara itu. Jantungnya berdegup kencang. Keringat dinginnya tiba- tiba hadir di keningnya. Gugup menguasai hati Aris. Namun hatinya bersorak girang.
"Aduh gimana ya, Kinara masih kuliah mungkin satu tahun lagi baru lulus kuliah, kalau masalah itu, aku serahkan ke anaknya. Sebagai Mama aku tak ingin paksakan kehendak dia," ujar Rania bijak.
Mendengar itu, Aris menghela napas pelan. Tapi semua itu benar tergantung Kinara yang menjalani. Dirinya harus semangat mendekati Kinara.