Kepolisian kota Hopehill akhir akhir ini sedang sibuk menangani kasus pembunuhan berantai di kota itu, hingga saat ini sudah berjatuhan tida korban tewas dengan modus pembunuhan yang sama. Kepolisian umumnya, Biro investigasi khususnya belum dapat mengungkap motif dan menangkap pelaku pembunuhan terhadap tiga korban tersebut. Ketiga korban yang telah diidentifikasi adalah seorang wanita paruh baya, seorang pria dewasa dan wanita muda. Mereka tewas dengan cara yang sama, yaitu dengan tusukan pisau atau luka gorok dileher korban. Polisi masih mengumpulkan barang bukti untuk memulai investigasi kasus ini. Dugaan awal yang sudah diumumkan adalah ketiga korban yang telah tewas tidak memiliki ikatan keluarga satu sama lain.
Salah satu alat bukti yang dimiliki oleh polisi adalah rekaman CCTV saat pelaku hendak menghabisi wanita muda didalam apartemennya, rekaman berdurasi beberapa detik itu menggambarkan jika pelaku pembunuhan masuk kedalam kamar korban dengan menggunakan hoodie hitam dan topeng gas, sementara untuk pisau yang digunakan untuk membunuh wanita muda itu tidak terlihat dalam rekaman CCTV tersebut.
Wanita malang itu tewas didalam apartemennya dengan tiga luka tusukan pisau dan luka sayatan pada bagian urat nadi tangan kanan dan kiri. Wanita muda ini merupakan sekretaris direktur di sebuah perusahaan terkemuka di kota Hopehill. Tempat kerja wanita ini tidak jauh dari apartemennya. Wanita ini baru bekerja selama enam bulan pada perusahaan tersebut.
Korban selanjutnya dari psikopat ini adalah seorang wanita paruh baya yang tinggal seorang diri dirumahnya, dipinggiran kota Hopehill. Nenek ini tewas pada hari yang sama satu minggu setelah tewasnya wanita muda di apartemennya. Wanita tua ini tewas dengan satu tusukan mendalam pada bagian jantung dan luka sayatan yang ada disekujur tubuhnya. Polisi menduga jika pelaku menyiksa korban terlebih dahulu dengan sayatan-sayatan di sekujur tubuhnya sebelum mengakhiri hidup wanita tua itu dengan satu tusukan pisau yang mendalam pada bagian jantung.
Korban ketiga dari pelaku ini adalah seorang pria pecandu narkoba. Jasad korban ditemukan didalam gudang alat peralatan dan perkakas dipinggiran kota Hopehill. Korban pertama kali ditemukan oleh pihak keamanan gedung saat sedang berpatroli. Awalnya dua anggota keamanan tersebut sedang berpatroli rutin seperti biasanya. Saat melintasi area belakang gudang terdengar bunyi "cleek". Salah satu anggota keamanan seperti menginjak genangan cairan. Mereka mengira awalnya itu adalah genangan air pendingin udara yang bocor, ketika diberi penerangan lampu senter ternyata genangan itu adalah genangan darah.
Kedua anggota keamanan itu menyusuri asal genangan darah tersebut sambil sesekali menerangi sekeliling mereka dengan sinar cahaya dari senter milik mereka. Anggota keamanan itu terkejut melihat ada seorang jasad yang telah tewas tergantung terbalik dengan luka gorok dilehernya. Pria itu tewas dengan posisi terbalik, kaki diatas dan diikat menggunakan seuatas tali tambang besar yang dikaitkan pada batang besi beton penahan atap bangunan itu. Selain melihat jasad korban digantung terbalik dengan darah segar yang masih menetes dari rongga leher, dua anggota keamanan itu juga menemukan sebuah kamera digital terpasang pada tripodnya. Kamera digital itu mengarah ke arah jasad itu digantung. Saat menemukan kamera digital tersebut kedua anggota kemanan itu tidak berani untuk menyentuh kamera itu karena itu merupakan barang bukti.
Melihat kejadian itu mereka langsung menghubungi pos kemanan untuk selanjutnya dilaporkan kepada kepolisian kota Hopehill. Sambil menunggu bantuan datang dari pos keamanan gudang dan kehadiran polisi mereka berdua berjaga di sekitar lokasi kejadian, mereka khawatir jika pelaku pembunuhan masih berada disekitar mereka. Sepuluh menit kemudian lima orang anggota lainnya datang untuk membantu dua orang sebelumya mengamankan tempat kejadian perkara.
Setelah kejadian tewasnya ketiga korban tersebut, polisi memiliki barang bukti awal berupa rekaman CCTV dan kamera digital yang diperoleh dari tempat kejadian. Fakta sementara yang didapat oleh polisi adalah ketiga korban tewas itu memiliki ciri pelaku pembunuhan yang sama. Hal itu diperkuat dengan rekaman CCTV dan rekaman kamera digital yang menggambarkan jika pelaku selalu menggunakan hoodie hitam, topeng gas dan pisau besar sebagai alat untuk membunuhnya.
Hal yang tidak wajar dari setiap pembunuhan tersebut adalah sang pembunuh selalu menginformasikan pembunuhan itu kepada polisi melalui nomer telepon panggilan darurat. Masih menjadi teka teki alasan si pembunuh ingin diketahui aksi kejinya tersebut. Polisi menduga aksi melaporkan sendiri tindak kejahatan yang ia lakukan memiliki tujuan untuk mengecoh penyelidikan polisi.
Ketika polisi belum menemukan banyak hal menyangkut kasus pembunuhan berantai ini, kota Hopehill dikejutkan lagi dengan satu pembunuhan keji lainnya. Korban pembunuhan ini dua orang sekaligus, kemungkinan pasangan suami istri menurut pihak kepolisian. Pelaku pembunuhan diduga dengan sengaja merekam proses pembunuhan menggunakan kamera smartphone korban itu sendiri. Setelah korban tewas maka rekaman proses pembunuhan itu disebarkan oleh pelaku ke media sosial milik korban itu sendiri. Hal itu membuat kengerian yang luar biasa bagi keluarga, teman dan saudara korban. Setelah konten pembunuhan itu tersebar di media sosial korban, maka pelaku menelepon panggilan darurat dan menginformasikan tindakan keji itu.
Polisi memberi julukan pelaku pembunuhan dengan sebutan 'The Finisher'. Julukan ini sesuai dengan pola pembunuhan yang tidak akan membiarkannya korbannya lolos dari eksekusinya (Harus diselesaikan).
Kasus pembunuhan berantai ini sudah semakin rumit, untuk itu biro investigasi kepolisian mengambil alih kasus ini dari kepolisian lokal Hopehill. Kepala biro investigasi dipimpin oleh seorang wanita bernama Sarah Sean. Wanita ini biasa menangani kasus dengan motif yang rumit. Tugas Sarah Sean tidak hanya menangani kasus pembunuhan saja, namun juga kasus seperti perampokan, penculikan dan skandal konspirasi.
Kasus pembunuhan kelima terjadi kembali, kali ini korbannya adalah seorang wanita tunawisma. Wanita itu tewas didalam keranjang dorongnya dilorong gedung. Wanita tuna wisma itu tewas dengan luka tusukan di dada, perut dan leher. Untuk kasus kali ini 'The Finisher' menyerahkan diri dengan cara yang unik. Setelah ia melakukan pembunuhan kemudian ia menelepon panggilan darurat. Saat polisi datang pelaku tidak melarikan diri namun tetap di tempat kejadian bersama jasad korbannya didalam keranjang dorongnya.
Tanpa pikir panjang, polisi langsung menangkap 'The Finisher' tanpa perlawanan lengkap dengan ciri khas pakaian hoodie hitam, topeng gas dan pisau besarnya. Polisi berharap dengan tertangkapnya 'The Finisher' maka kasus pembunuhan di kota hopehill tidak terjadi kembali.
Tugas kepolisian biro investigasi selanjutnya akan menginvestigasi 'The Finisher' untuk mengetahui profil, motif dan rencana pembunuhan selanjutnya yang akan dilakukan psikopat itu. Polisi dan biro investigasi harus bergerak cepat mengungkap kasus ini karena masih banyak kejanggalan yang terjadi pada kasus ini. Kejanggalan yang paling menjadi teka teki adalah penyerahan diri pelaku pembunuhan setelah sebelumnya selalu berhasil lolos dari sergapan petugas kepolisian.
Bersambung…