"Iya, iya. Tapi gak perlu disombongkan juga kali." Hana membelalakkan matanya.
"Perlu-lah. Perlu disombongkan. Gini-gini juga aku pandai dalam membeli baju tidur yang nyaman." Arsya sangat bangga akan kecakapannya dalam memilih barang karenanya ibunya Hana memang menyukai baju tidur itu.
Melihat anaknya—Hana dan teman dekat anaknya—Arsya yang sudah dia anggap sebagai anak juga selalu bertengkar begini –Ibunya Hana pun tersenyum melihat tingkah kocak keduanya ini.
"Ibu jadi curiga," celetuk Ibunya Hana.
Berbarengan, Hana dan Arsya mendongak. Keduanya menatap ibunya Hana yang kini tampak mesem-mesem.
"Curiga apa?" tanya Hana dan Arsya kompak.
"Curiga. Sepertinya kalian jodoh." Ibunya Hana tertawa kecil.
Hana dan Arsya saling memandang dengan mata mereka yang membulat bersama.
"Ih, ogah banget." Hana geli jadinya.
Arsya juga sama. "Aduh, masa iya aku sama Hana, Tan? Enggak cocok."
***
Hari sabtu, malam minggu.
