Riangnya sangat heboh.
"Iya, kami dengarkan. Ayo cepet! Aku mau berangkat kerja nih." Shaka yang bilang.
"Ah gak seru. Sana pergi aja! Nanti aku ceritanya kalau kita ketemuan. Oke? Kita ke cafe, yuk? Gimana?" Rachel menawari. "Santai … aku traktir. Datang ya? Kalian jangan so sibuk dong. Aku gak punya temen lagi selain kalian dua kunyuk-kunyuk unyu. Hmmm? Ya? Ya?" Rachel mengembungkan pipinya dan berkedip-kedip.
Di layar handphone Radit dan Shaka, Rachel terlihat seperti kucing yang imut.
"Asik nih. Aku sih ayo aja." Shaka setuju. Dia senang jika bisa langsung bertemu dengan Rachel.
"Kamu gimana, Dit?" Rachel bertanya.
Radit mengangguk dengan senyum kalemnya. "Aku juga. Kamu mau aku jemput gak?" Radit cukup bahagia bisa berkorban apa pun untuk Rachel. Menjemputnya juga tidak masalah.
Shaka merasa aneh atas ucapan Radit barusan. Tapi dia hanya diam saja.