"Kak!" Kini, Shaka yang memanggil Intan.
"Mmm?" Mulut Intan penuh. Jadinya dia hanya menggeram saja.
"Tadi dua satpam itu, kenapa ke sini? Ada apa?" Shaka khawatir.
"Oh itu." intan tersenyum.
Shaka pun juga tersenyum. Dia tahu sekarang.
"Dua-duanya naksir sama Kakak?" Shaka menduganya begitu.
Intan mengangkat kedua bahunya. Dia pun menjawab dengan suara pelan.
"Tadi, satu yang pendiam. Dia itu duda, terus teman yang satunya tuh kayak nyoba ngedeketin temannya itu ke kakak." Intan tertawa. Keduanya berbincang dengan suara pelan agar Karin tidak bisa mendengarnya.
Shaka sudah cukup paham. "Jadi, karena Kakak janda ya?"
Intan mengangguk. "Ya, gitulah Ka."
Shaka jadi semakin kuat untuk membawa Intan pergi dari sini. Tapi belum waktunya.
Shaka harus menimbang-nimbang dulu soal keuangannya. Memilih kontrakkan yang terjangkau tapi pas untuk satu keluarga.
Tempat untuknya tinggal bersama dengan sang kakak—Intan, keponakannya—Karin dan juga kedua orang tuanya.
