Arsya juga sudah memalingkan pandangannya ke arah lain. Dia sedang tidak berselera untuk melihat sahabatnya itu.
"Salah gue ngikutin lo. Sesat!" Irwan menunjuk-nunjuk wajah Arsya.
Arsya hanya tersenyum kecut.
Irwan pun melangkah pergi.
Dan setelah dua langkah. Dia baru ingat
Sebelum pergi, Irwan menyempatkan untuk meminum habis kopinya.
Arsya sungguh terheran-heran dengan sikap Irwan.
Setelah meminumnya dengan rusuh, Irwan berucap, "bayarin kopi gue." Dia mengangkat kedua alisnya seraya tersenyum tipis. Lalu, kembali mengumpat, "sesat lo! Sesat!" Irwan lalu benar-benar pergi meninggalkan Arsya.
Arsya yang terkejut mengikuti langkah Irwan dengan tatapan matanya.
"Haha. Gila tuh orang. Irwan! Lo meres gue, ya? Heh lo!" Arsya bertanya dengan suara yang keras sambil menunjuk-nunjuk punggung Irwan.
Tapi Irwan pura-pura tidak mendengar. Dia bahkan mengangkat tangan kanannya. Tanda tidak mau tahu dengan bentuk protes yang dilayangkan Arsya pada dirinya.