Intan selalu diseret pada anggapan miring yang mengatakan kalau janda itu adalah perempuan-perempuan gatal yang ingin segera punya suami lagi. Dan menjadi orang yang selalu tertuduh yang bukan-bukan.
Semisal disebut sebagai pelakor, cewek keganjenan, cewek matre yang suka morotin lelaki tajir, sampai juga perempuan jalang.
Intan pikir, pandangan-pandangan negatif tersebut yang selalu terlontar pada para janda itu tidaklah betul semua.
Hanya segelintir yang memang menjadikan diri mereka janda dengan pandangan tidak baik di masyarakat. Dan sisanya, hanya mendapat getah dari mereka-mereka itu.
Tak lama setelah Nia pergi, bi Ani datang dengan terpogoh-pogoh.
Dia sudah tahu kalau Nia pasti sudah berucap kasar pada Intan tadi.
Dengan penuh kekhawatiran, bi Ani menghampiri Intan yang kin belum bisa memberhentikan tangisnya.
Bi Ani duduk di samping Intan dan memeluk Intan.