Dia seperti memperlihatkan kondisi nyamannya dengan beberapa cedera, pikir Hera begitu.
Hera pun tersenyum manis menanggapinya. Semanis tingkah Arsya juga yang sebenarnya ucapannya itu tidak benar. Dia sama sekali tidak ingin seperti ini. Ucapan yang manipulatif.
Walaupun dia memang ingin istirahat dari pekerjaan, tetap saja bukan dengan cara musibah juga.
Saat Hera akan berucap, Arsya kembali memotongnya. Tapi Hera tidak kesal. Dia cukup senang bisa melihat Arsya banyak bicara. Padahal sebelumnya dia sangat irit dalam berbicara.
"Oh ya. Ke sini sama siapa?" tanya Arsya.
Dan saat Hera akan menjawab. Ucapannya kembali tertahan. Tapi kali bukan karena Arsya.
Melainkan oleh sepasang kekasih.
Yaitu kakaknya—Heri dan pacarnya—Litta yang datang-datang langsung menghebohkan.
"Sya!" panggil Litta dengan nada yang tinggi.
Selain terkejut, Arsya juga tertawa.
"Kebiasaan. Gak malu apa ada pacar?" Arsya menyindir.