Intan sangat terkejut sekali.
"Cecep?" Intan jadinya salah tingkah.
Cecep cekikikkan. "Aduh pantes ya kang Yoga ditolak ternyata eh ternyata. Ngomong-ngomong, siapa Irwan? Aduh aduh … teh Intan banyak penggemar."
Cecep senang sekali menyudutkan Intan.
Pipi Intan pun sudah merah merona karena malu.
"Bukan siapa-siapa, Cep." Intan mengelak.
Dan walaupun Cecep kini sedang sibuk menyeduh kopi, pandangan Cecep tetap mengacu pada Intan.
Cecep tersenyum-senyum. Melihat Intan yang tersipu oleh sindirannya. Dan Intan tidak sanggup lagi bertahan dengan pandangan jahil Cecep padanya. Intan pun bersegera pergi.
"Udah ah, kamumah gituh," kata Intan menahan senyum.
Cecep pun masih mengusik dengan mengeraskan suaranya.
"Cieee, ternyata teh Intan rebutan para lelaki. Cieee."
Dan pas saat Intan sudah dekat lawang pintu, Yoga datang. Dia berniat untuk masuk ke dapur umum.
