Adit sudah sampai dirumahnya
dengan selamat. Adit langsung disambut oleh ibunya yang sudah menunggu didepan pintu
"Ada apa bu, apa ibu baik-baik saja"
"ya ibu baik-baik aja, ayah kamu tuh udah nunggu kamu diruang kerja"
Adit sudah ada didepan pintu dan mengetuk pintu itu "tok,tok,tok"
"masuk" suara Arthur terdengar dari dalam Adit pun membuka pintu itu dan masuk keruang kerja ayah tirinya
"duduk" perintah Arthur
Adit pun duduk
"Aditya kamu tahu salah kamu apa?" tanya Arthur langsung pada tujuannya"
aku tidak tahu, memangnya salah aku apa?"Adit balik bertanya
Arthur menatap Adit dengan tajam
"salah kamu, kamu tidak menghargai dan menghormati saya sebagai kepala rumah tangga dan sebagai
ayah kamu" tegas Arthur
"tuan Arthur yang terhormat selama ini saya tidak pernah mengganggap tuan sebagai Ayah saya. Ayah saya
hanya satu namanya Alan bukan Arthur" Adit marah
"Aditya! jaga bicara kamu! kamu tidak tahu siapa saya, jangan mencoba memancing amarah saya" Arthur
murka
"yah memang saya tidak tahu kamu siapa, yang saya tahu kamu sudah merebut ibu saya dari ayah saya
setelah ayah saya meninggal" Adit sarkastik
"Aditya!"
"brak!" Arthur menggebrak meja yang ada didepannya
"kalau tidak ada lagi yang mau tuan bicarakan saya permisi dulu" Adit berdiri dari bangku dan pergi meninggalkan Arthur yang menatapnya dengan tatapan ingin membunuh.
Adit pun langsung kekamarnya dan tiduran diranjang. Tak lama kemudian Kristina ibu Adit masuk kekamar
Adit
"Adit ada apa nak, kenapa kamu bertengkar dengan ayahmu seperti" Kristina prihatin
"Dia bukan ayahku, ayahku Alan bukan Arthur" tegas Adit
"tapi bagaimana pun juga hormatilah dia sebagai orang yang lebih tua, kalau ayahmu masih hidup dan
melihat kamu seperti ini, ayahmu pasti sangat kecewa padamu" nasihat Kristina
"maafkan aku ibu, aku tidak tau harus berbuat apalagi, aku rindu sama ayah, aku ingin ayah hidup lagi dan kita bisa berkumpul lagi sebagai keluarga" Adit menangis
"ibu juga kangen, rindu sama ayah kamu, tapi kita harus hidup realistis, hidup kamu masih panjang, masih
banyak yang harus kamu raih jangan sia-siakan hidupmu dengan menghukum dirimu sendiri" Kristina
menasihati Adit dan Adit hanya diam tertunduk
"Yah sudah kalau begitu kamu istirahat saja, pikirkan apa yang ibu katakan tadi, jangan dimasukkan
kedalam hati apa yang ayah (Arthur) kamu katakan" Kristina mengecup dahi Adit dan keluar dari kamar Adit
"Selamat tidur" kata Kristina
"terimakasih bu" balas Adit
Kristina lalu berjalan menuju keruang kerja Arthur dan melihat Arthur duduk dikursinya sambil memejamkan
matanya