"ibu, Adit pergi sekolah dulu yah"
"nak, kamu sudah mau pergi ke sekolah yah, apa sudah sarapan?"
"belum bu nanti Adit makan dikantin sekolah"
"kamu ini, setidaknya kamu isi perut dulu biar nggak lapar saat belajar disekolah, lagi pula ayah kamu ada di ruang makan sedang sarapan sekalian pamit sama ayahmu"
"nanti saja bu, Adit sudah telat nih, takut gerbangnya ditutup sama penjaga sekolah"
"yah sudah kalau begitu, hati-hati dijalan yah, jangan ngebut"
"baik, bu"
Adit lalu mengendarai motornya meninggalkan pekarangan rumah dan menuju kesekolahnya
Kristina lalu masuk kedalam rumah dan melihat suaminya sedang minum kopi sambil baca koran
"Tina anak kamu sudah pergi ke sekolah" kata Arthur suami Kristina
"iya mas tadi dia buru-buru katanya takut telat" kata Kristina
"anak kamu itu harus diajarkan sopan santun dan tatakrama, seharusnya tadi dia pamit dulu kesaya sebelum berangkat kesekolah" Arthur menekankan
"iya mas nanti saya akan beritahukan ke Adit saat dia pulang sekolah" balas Kristina
Hubungan Adit dan ayah tirinya tidak begitu baik, Adit belum mau mengakui Arthur sebagai ayah barunya.
Adit masih belum move on dari Alan ayah kandungnya, suami pertama Kristina. Alan meninggal karena
kecelakaan kerja saat Adit masih SMP. Saat ayahnya masih hidup Adit sangat dekat dengan ayahnya, saat ayahnya meninggal Adit sangat terpukul dengan kematian ayahnya. Adit tidak menerima kenyataan bahwa ayahnya sudah meninggal.
Ketika ibunya mau menikah lagi dengan Arthur. Adit menolak Arthur untuk menjadi ayah barunya. Adit baru
mau merestui hubungan ibunya dan suami barunya saat Adit bermimpi bertemu dengan Alan ayah
kandungnya.
"Adit sayang kenapa kamu menangis nak" kata Alan
"Ayah apakah ini benar-benar ayah" Adit ragu
"iya sayang ini ayah kamu" Alan meyakinkannya
Adit langsung memeluk ayahnya dengan erat dan menangis terseduh-seduh
"Ayah, Adit kangen sama ayah, kenapa ayah tidak pulang kerumah, ibupun kangen sama ayah" Adit meracau
ayah Adit melepaskan pelukannya
"sayang maafkan ayah tidak bisa pulang lagi kerumah, alam kita sudah berbeda"
"kalo begitu Adit mau mati saja supaya bisa bersama ayah lagi" Adit terisak
"sayang mati dan hidup seseorang ditentukan oleh Tuhan" kata Alan
"apa kamu tidak kasihan dan sayang sama ibu kamu, kamu anak laki-laki satu-satunya seharusnya bisa
menjaga dan melindungi ibu kamu" tegurAlan
"maafin Adit, ayah" Adit sedih
"tidak apa-apa sayang, meskipun ayah sudah tidak bersama dengan kalian tapi, ayah selalu ada didalam
hati kalian" Alan menyentuh dada Adit
"oh, iya ayah...ibu sebentar lagi akan menikah lagi tapi aku tidak merestui ibu punya suami baru lagi. Apa
ayah marah kalo ibu menikah lagi"
"dengar sayang ayah tidak marah kalau ibumu menikah lagi, ibumu punya hak untuk itu. Kalau ibumu
bahagia ayah juga bahagia"
"berarti ayah setuju kalo ibu menikah lagi?" tanya Adit
Alan mengangguk membenarkan pertanyaan Adit,lalu Alan mulai menghilang dari hadapan Adit. Adit
berteriak histeris dan terbangun dari mimpinya.
Mendengar Adit berteriak, Kristina (ibu Adit) langsung berlari menuju kekamar Adit dan berusaha
menenangkan Adit
"Adit ada apa nak kenapa kamu berteriak apa kamu mimpi buruk nak?" tanya Kristina
khawatir
"a.a.aku bermim.mimpi ke.ketemu a.ayah" Adit gagap
"kamu mimpi ketemu ayah kamu" ulang Kristina
Adit menganggukan kepalanya lalu Adit menceritakan mimpinya kepada ibunya tentang ayahnya.
Setelah itu ibunya memberi Adit minuman dan Adit meminumnya sampai habis kemudian ibunya memberi baju ganti karena baju Adit basah karena keringat. Adit mengganti bajunya dengan baju yang diberikan ibunya setelah itu Adit kembali tidur. Ibunya memberi kecupan dikening dan keluar dari kamar Adit
"Aku kangen kamu mas" Kristina menangis teringat dengan almahrum Alan suaminya.
Akhirnya Kristina menikah dengan Arthur setelah mendapat restu dari Adit.
Kristina tau bahwa Arthur adalah seorang duda cerai yang memiliki dua anak dari pernikahan pertamanya. Tapi
Kristina tidak tau bahwa Arthur yang tidak sengaja membuat Alan meninggal karena kecelakaan kerja