Dari sudut matanya Nathan melihat Zefa yang menundukkan kepalanya langsung berdecak, kesal. "Untuk apa kau menundukkan kepalamu kepada orang seperti mereka."
'Pria itu, aku pastikan akan membunuhnya.' Aura tersenyum simpul ketika mendengar ucapan Nathan. "Dia benar, Zefa. Kau tidak perlu menundukkan kepalamu."
"Ah baik." Zefa mengangkat kepalanya dan menatap kearah Aura.
Aura menunduk dan mengunci pandangannya kearah layar laptop. "Baik kita lanjutkan lagi, biasanya kapan mengirimkan pesan padamu?"
Zefa berdeham. "Tidak pasti, biasanya pagi kadang siang dan kadang juga tengah malah."
"Pukul berapa saja?" tanya Aura.
"Sekitar pukul 06.05 pagi, 12.10 siang, 18. 15 sore dan 23.20 malam."
Aura mengangkat kepalanya, dia sedikit memiringkan kepalanya ketika mendengar waktu yang di ucapkan Zefa barusan. Tak hanya Aura saja yang menyadari hal tersebut, Nathan juga merasa ganjal dengan angka-angka yang di ucapkan Zefa.
