Tidak dapat dipungkiri lagi apa yang dikatakan Agus memang benar adanya bahkan tak sedikit orang juga merasakan hal yang sama. Namun, Zefa memiliki otak yang malas untuk berfikir hanya diam dan menikmati waktu tidur siangnya.
Berbanding terbalik dengan Nathan, ketika matanya sibuk untuk membaca setiap huruf alfabet otaknya sibuk berfikir untuk menyelesaikan penyebab mengapa di sekolahan ini jarang sekali di tanami sebuah tanaman. Dan setelah dia mengingat-ingat kembali hanya ada satu pohon di sekolah ini yaitu pohon kamboja tepat di atas mereka.
"Mungkin saja hanya kebetulan, Kepala sekolah kota juga tengah sibuk mengatur turnamen basket dan...kak Joshua juga ikut loh. Fa," goda Maria seraya menyenggol lengan Zefa.
"Ya, aku sudah tahu itu," jawab Zefa yang matanya masih terpejam.
"Benarkah? Dari mana kau tahu?" tanya Maria yang penasaran.
