Malam itu...
Zefa berdiri di depan kaca jendela kamarnya yang selesai di perbaiki. Dia menatap ke arah awan yang gelap yang nampak indah nan megah layaknya berlian yang berkilau ketika para bintang-bintang disana mulai menampakkan siangnya, begitu juga dengan cahaya bulan yang tak mau kalah dengan bintang yang mempercantik malam ini.
Angin malam berhembus menyapu wajah Zefa yang tampak sayu hingga membuat rambut hitam pajangnya yang telah memakai jepit rambut berbentuk bunga matahari membuat penampilan Zefa nampak manis.
Dia melipat kedua tangan kemudian mulai merasakan dinginnya angin malam dengan sebuah senyuman mulai menghiasi wajah Zefa.
"Hari ini aku akan pergi ke tempat itu lagi, Joshua karena sudah satu tahun aku meninggalkan gembok itu," gumam pelan Zefa.