Zefa menatap kearah pintu, menunggu sosok orang yang telah dinantinya sejak tadi. Sebenarnya Zefa tidak berharap kalau mereka akan datang menjenguknya karena Zefa faham kalau mereka semua sibuk tapi, di dalam hati kecilnya Zefa sangat berharap dengan kedatangan mereka.
Zefa menghembukan nafas panjang--lelah. 'Apakah Ayah, Ibu dan Bimo tidak akan datang menjengukku?' Zefa menurunkan atensinya dan menatap jari-jari yang ada di pangkuannya. Dia sungguh sedih karena dia mengira orangtuanya melupakanya karena malasah pekerjaan.
Meskipun Joshua telah menemaninya seharian namun, tetao saja Zefa merasa gelisah saat melihat orangtua dan juga kakanya belum juga datang. Jelas, Joshua dapat melihat melihat kesedihan yang terpancar dari wajah Zefa.
'Pasti dia sangat ingin mengharapkan orangtuanya datang, apakah aku harus mencoba menghubunginya lagi?' pikir Joshua.
