Nathan masih diam belum menyalakan mobilnya yang terparkir di depan gerbang rumah Zefa. Ia terpaku lalu, memaki dirinya sendiri, "Tidak-tidak, seharusnya ini salah. Seharusnya tidak seperti ini." Didalam otaknya terus terngiang-ngiang wajah Zefa yang tengah tersenyum sekaligus tertawa.
"Sepertinya aku sudah mulai gila." Bahkan tak segan-segan Nathan memukul-mukuli kemudi mobil untuk meluapkan segala emosinya, Nathan benar-benar mencoba untum berfikir tetap rasional. "Tenang, agar bisa melupakan gadis itu...aku harus mencari kesibukan tapi apa?"
Disaat otaknya mulai berfikir tiba-tiba terdengar notifikasi dari gawai yang ada di kursi sampingnya. Nathan mengambil benda tersebut dan menekan tomblol yang ada di samping gawai. Terlihat beberapa notifikasi dari kedua rekan kerjanya.
'Kami sudah selesai bertugas dari, Aura. Kami tunggu di halte depan dari, David.' Setelah membaca kedua pesan terrsebut barulah Nathan teringat kalau dirinya meninggalkan Aura dan David di panti asuhan.
