Chereads / Takdir dan Kebahagiaan / Chapter 49 - Musim Semi Pertama 19

Chapter 49 - Musim Semi Pertama 19

"Maksudnya?"

"Kamu tau siapa dia?" Shinjiro memunculkan foto seseorang lewat hologram yang tampil di atas meja bundar nan luas ini.

"Huh?!"

Aku membuka mataku lebar lebar, memori di otakku mulai berputar. Memahami detail-detail foto di hadapan ku. Rambut biru berantakan, senyum dengan gigi taring putih yang tajam. Memakai jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya. Hunter, badut itu ternyata belum mati. Ia masih bisa tertawa lepas di depan salah satu kamera CCTV yang dipasang di jalanan sepi.

~HAHAHAHA!!! Kalian semua akan mati!! Termasuk kau tokoh utama..., Natsuki...~

Begitu lah ucapan yang ia lontarkan sebagai pesan penghubung. Shinjiro sebagai pemimpin organisasi rahasia ini otomatis langsung curiga padaku.

"Hunter..., dimana dia?" Aku menatap tajam ke arah foto badut jelek itu. Emosiku membara entah karena apa.

"Dia membawa pesan buatmu!" Lanjut Shinjiro menunjukan foto Hunter membawa papan bertuliskan -Ayo kesini Tokoh Utama, Kalau berani hadapi aku sendiri, atau temanmu akan mati lagi!-

Seketika aku mengingat saat dimana takdir Lulu harusnya berakhir di tangannya. Kalau bukan karena kekuatan mataku yang bisa melihat masa depan. Lulu pasti...,

"Aku akan kesana!"

Dengan keyakinan penuh aku membangkitkan kedua kakiku. Berdiri tegak menghadap ke laki laki yang bernama Shinjiro itu. Hologram yang menghalangi pandangan kami seketika menghilang.

"Aku juga!" Adik laki laki ku itu ikut serta dalam menemaniku bangkit dari kursi.

"Akito! Biar aku sendiri...," sergah ku melarangnya untuk ikut serta dalam misi pertama ku ini.

"Tapi...,"

"Akito..., percaya pada kakakmu!" Shinjiro berusaha meyakinkan adik ku yang khawatir itu.

"Hmm," Aku berbalik dan bersiap untuk melangkah ke pintu keluar.

"Mau kemana?" Pertanyaan Shinjiro itu menahan badanku di sini. Membuatku kembali ke posisi awalku.

"Huh? aku mau berangkat?" Aku megerutkan dahiku bingung.

"Lupa sama senjatamu sendiri?" Shinjiro melontarkan senyum tipis sembari menyentuh meja dengan telapak tangannya.

Beberapa detik kemudian, dinding di kanan dan kiri tempat ini terangkat. Memperlihatkan berbagai senjata, mulai dari pisau, pedang, sampai ke senjata jarak jauh seperti pistol dan juga senapan api bermesin. Semuanya terpajang dengan rapi, menunggu tuannya untuk memanggil. Mataku tertarik pada baju zirah, sekilas aku bisa paham bahan apa yang menyusunnya. Karbon fiber, sebagai bahan utamanya. Dan untuk pelindung, beberapa bagian fital di tubuh ditambahi lapisan besi alumunium sebagai pelindung.

"Lulu?" Shinjiro memberi kode pada Lulu.

"Okay!" Si rambut merah itu berlari ke salah satu meja komputer dan duduk di bangkunya. Mengetikan beberapa tulisan random jika dilihat dari prespektif ku. Namun tentu saja itu tidak random, karena sebuah tangan robot keluar dari atap dan mengangkat baju zirah itu.

"huh?" Aku hanya bisa terdiam di tempat menunggu baju itu mendekat padaku.

Secara otomatis, bagian belakang baju baja itu terbuka, mempersilahkan aku masuk kedalam. Lalu tertutup otomatis ketika aku sudah nyaman di dalamnya. Gerakan mekanikal mulai terasa dari ujung kaki sampai tengkuk leherku. Baju ini mulai menyesuaikan dengan bentuk tubuhku. Armor berwarna hitam ini sangatlah cocok dengan bentuk tubuhku, dan sepertinya pakaian besi ini memang dibuat khusus untukku. Karena Shinjiro berkata bahwa semua peralatan di sini di suplai oleh Natsu Technology Corporation. Yang tentu adalah perusahaan mendiang ayahku bekerja.

"Armor dalam kondisi seratus persen!" Kata Lulu yang sudah mengenakan headphone di kepalanya.

"Jangan lupa ini!" Akito menempelkan dua bilah pedang di bagian punggung baju baja ini. Dengan mekanisme magnetiknya, kedua pedang itu seperti membentuk huruf x yang langsung menempel ke punggung tanpa perantara.

"Tunggu..., aku ikut!" Elaine mengejutkan seluruh pasang mata yang ada di ruangan ini.