"Ka-kamu ... kamu ... bagaimana bisa?" Misaki menatap Veeneta dengan pandangan tidak percaya. Namun, kenyataannya sudah terjadi di depan matanya sendiri. El memang tidak dapat diandalkan sama sekali.
"Pak Dosen, apa rencanamu?" Veeneta seperti menggoda Misaki, dia tahu situasinya saat ini dan benar-benar menggunakan kesempatan ini. Jika dia tidak menyaksikannya dengan mata kepalanya sendiri, dia tidak akan percaya meskipun dia mati. Kalau Misaki yang dengan kejam membunuh seorang gadis tadi.
"Apa kamu punya ide?" tanya Misaki.
Keduanya saling berbisik seolah memiliki obrolan berdua sendiri dan menghiraukan semua orang yang ada di sana.
"Aku akan menjaga rahasiamu dan membantumu tapi kamu juga harus membayarnya bukan?"
"Apa maksudmu, aku menjadi pengawalmu? Jangan bermimpi!" ujar Misaki dengan suara pelan.
Mereka berdua berbicara sambil berbisik satu sama lainnya.