El sudah berhasil mengubur jasad Ana.
Dia membersihkan tangan dan tubuhnya dari tanah dan kotoran.
"Ish, sangat menjijikkan sekali, ini adalah pertama kalinya aku melakukan hal seperti ini, kalau saja …" El menggerutu.
"Apa kau menyesal menjadi pelayanku?" ucap Misaki berjalan mendekati El.
"A-aku … tidak bermaksud seperti itu?" El langsung terkejut, dia hanya bisa terdiam.
'Di masa depan, aku harus menjaga mulutku ini, kalau tidak dia akan dengan mudah membunuhku kapanpun dia mau.'
"Apa yang aku pikirkan El? Apa kau takut padaku?"
"Hm .. bukan seperti itu, hanya saja aku berpikir, kau menyembunyikan kekuatanmu apa kau tidak khawatir kalau ada yang mengetahuinya meski itu bukan aku."
"Kata siapa hanya kau yang tahu." Ujar Misaki.
'Eh, apa maksudmu …"
"Ada orang lain yang tahu juga selain dirimu."
"Apa? Benarkah?" mata El melebar.
"Hei, gadis pemberani keluarlah!" teriak Misaki, dia berbalik ke belakang, matanya lurus ke pohon yang jauh dari mereka berdua.