Indry beranjak dari duduknya. Dirinya begitu berat sekedar untuk menopang tubuhnya. Keringat dinigin mulai mengucur dari pelipisnya. Getarannya tubuhnya jangan ditanya lagi.
Rasa bersalah terus menguak di hatinya. Sejahat inikah dirinya kepada sang sahabat?
Walau ragu, Indry terus melangkah untuk mendekati Karina yang masih menghadapkan tubuhnya ke dinding.
"Karina," panggil Indry lirih.
Seketika Karina menoleh. Wajahnya begitu berkaca-kaca. Dilihatnya sosok sang sahabat berdiri tak jauh dari dirinya saat ini.
"Indry, hik ..., hiks ...." Langsung berhambur ke pelukan Indry.
Indry balas memeluk Karina sambil mengelus-ngelus rambut sang sahabat bermaksud untuk menenangkan. Karina semakin terisak. Dia mencurahkan semua kesedihannya.
"In. Kenapa bisa begini?" isak Karina.
Karina tak henti-hentinya terisak meratapi nasibnya yang malang.
"Aku takut," lirihnya lagi.