Perkataan Mamanya itu benar sekali. Sang suami pasti akan selalu sibuk. Sudahlah, lebih baik ia pergi dengan sang Mama saja. Lagipulakan hanya konsultasi tidak lebih.
"Apa aku memang ingin anak dalam waktu dekat?" batin Karina sambil mengelus perutnya perlahan. Hatinya seketika menghangat kerita teringat dengan sosok anak yang nantinya akan hadir di tengah-tengah keluar kecil mereka. Bagaimana reaksi Ken nanti? Apa pria itu mau menerimanya?
Kenapa Karina mendadak ragu begini. Ia takut Ken akan marah dan tak akan pernah mengakui anaknya itu. Hal itu tidak boleh terjadi sama sekali. Karina terlalu takut untuk membayangkannya.
"Karina sayang. Ada apa? ujar Lidya merasa sedikit aneh. Sepertinya anaknya itu tengah melamun. Sebenarnya apa yang dilamunkan Karina di sore hari begini?
Karina yang tersadar langsung menggeleng kecil. "Ah nggak apa-apa kok Ma."