Max menatap dan memeluk Mentari dengan penuh haru. Bangga dan rindu, itulah yang bisa Max gambarkan saat ini.
"Sama-sama, Tar. Usia kehamilanmu udah berapa bulan? Maaf aku benar-benar kurang perhatian dengan calon cucuku sendiri."
"Hehehe. Baru 6 bulan, Max. Ada kamu aja aku sudah seneng. Iya kan, Langit?"
Sosok Langit sudah menguntit sejak tadi. Sehingga, yang diajak bicara akhirnya mengangguk. Meskipun masih ada rasa canggung di hatinya, tapi Langit benar-benar merasa lega dengan situasi ini. Akhirnya ia dan Mentari benar-benar mendapat restu dari ayah mertuanya yang menjadi pengganti orang tua Mentari.
"Ya sudah kalau gitu. Boleh masuk kan?"
Kali ini Lula yang menyahut. Lula adalah sosok netral yang menjadi penengah antara Max dan Langit. Permintaan tersebut segera disambut hangat oleh Mentari yang langsung melepas pelukannya dan tersenyum hangat kepada adik iparnya. Tau saja kalau dia tak sabar mempersilahkan duduk kedua orang ini.
"Boleh. Ayo Lula, masuk."