Sepanjang jalan menuju pulang, Aaron terus teringat dengan Lily yang sudah ia abaikan. Hal itu membuat pikirannya tidak bisa fokus akibat rasa bersalah yang melanda cukup dalam. Aaron terdiam. Memikirkan kembali ucapan polos Lily yang memintanya untuk tetap tegar sekalipun perasaannya tidak terbalas.
Semakin ia pikir, rasanya dia memang tak sepantasnya membiarkan kekecewaan mengakar di hatinya. Lily berhak memilih kebahagiaannya sendiri, termasuk memperjuangkan Prince yang katanya sangat dia suka. Entah hubungan mereka berhasil atau tidak, yang pasti, Aaron sudah ikhlas Lily memilih jalannya sendiri.
Aaron sudah ikhlas jika cintanya tak terbalas. Aaron juga ikhlas jika Lily enggan menjadi kekasihnya. Karena, Aaron sudah sadar bahwa cinta memang tidak bisa dipaksakan. Kalau dipaksa, bukannya bahagia, Lily yang polos itu pasti malah akan tertekan dengan perasaannya.