Mentari mematut diri di depan kaca sembari terus menerus tersenyum. Ia menyisir rambutnya perlahan lalu mengelus-elus perutnya yang mulai agak membuncit. Dia tak menyangka, anak di dalam perutnya begitu tangguh menjalani cobaan hidup bersamanya. Padahal, Mentari melalui cukup banyak rintangan dan cobaan sebelum kembali bersatu dengan Langit.
Selain itu, usia kandungan Mentari sudah masuk bulan keempat kehamilan dan Max masih belum mau mengaku sama sekali mengenai keguguran palsu itu. Pun, Mentari memang tidak berani menuntut Max karena khawatir tindakan itu akan berbuntut kepada ketahuan hubungan Langit dan Mentari kembali.
Tak apalah. Dia percaya bahwa suaminya akan bisa segera membereskan masalah ini. Selain itu, ia sudah tak sabar ingin menghabiskan akhir pekan bersama suaminya di rumah lama mereka. Ya tentu saja setelah berjalan-jalan berdua.