Ini sudah hari ketiga sejak kunjungannya yang pertama. Mentari selalu mengunjungi setiap tengah malam dan pulang setiap jam 2 atau jam 3. Sedangkan kamar inap Langit masih sepi seperti biasanya. Mentari masih memandang Langit dengan sejuta harapan. Harapan itu hanya satu; kalau saja Langit bisa segera bangun dan pulih kembali, maka Mentari siap pergi jauh dari lelaki itu.
Untuk saat ini, dia hanya menunggu kabar tidak pasti ini dengan menggenggam lembut jemari Langit. Tangan tersebut dia cium, lalu dia tenggelamkan wajah Mentari. Mungkin, dia bisa menggenggam lelaki itu hanya saat begini. Jika lelaki itu nanti sudah sadar, siapa yang tau? Mungkin Langit akan kembali jijik kepadanya. Jadi, Mentari mencoba menikmati momen singkat ini. Dia ingin memaksimalkan waktu yang ada tanpa pusing memikirkan kemungkinan selanjutnya.
"Mentari."