Bab 142 Modus
Princess menghela napas. Dia berusaha menetralkan rasa nyeri di pinggang dan pantat dengan memegang dan memijit-mijit pinggangnya ringan. Dasar laki-laki biadab. Sudah tua, emosi tidak stabil, suka bertingkah seenaknya pula, runtuk Princess dalam hati. Kalau saja tidak ada Mama di depannya, mungkin Princess sudah akan mengomel panjang lebar, tidak peduli bahwa beliau adalah dosennya.
Jika Princess terpaku oleh perlakuan Raka yang tidak jelas, si Dosen itu malah terlihat terpaku oleh kenyataan bahwa dirinya adalah putri dari Indri. Jadi, apakah laki-laki itu pamannya? Yang benar saja, dunia ini sempit sekali. Tapi memang sih, pria tua itu memang cocoknya jadi om-om daripada jadi pria lajang. Entah kenapa tidak cepat-cepat beristri saja biar tidak emosional seperti itu.
"Sebenarnya ini aku mau bilang terima kasih sama kamu lho, Raka. Tapi kamu kok malah jatuhin anakku sih. Terus aku ini perlu bilang terima kasih apa enggak nih?"
