Langit benar-benar marah dan kesal sekali. Sahabatnya itu benar-benar tidak bisa diandalkan. Sia-sia saja ia menghabiskan uang yang tidak sedikit jumlahnya untuk membayar pria yang akan menodai seorang Mentari.
Tahu begitu, dirinya tidak akan menyerahkan semuanya kepada sang sahabatnya yang tidak becus. "Sial! Sial!" Mengacak-ngacak rambutnya tak karuan.
Sekarang, Langit bingung harus melakukan apa. Rencananya terancam gagal total.
Cukup lama ia terdiam. Hingga akhirnya sebuah ide melintas di kepalanya.
"Kenapa aku tidak kepikiran?" Menyunggingkan senyum.
Ia pun mulai beranjak dari tempat duduknya. Langkahnya perlahan menaiki anak tangga. Ia akan menuju kamar Mentari kali ini.
Jika pria suruhan mereka itu tidak datang, Mike juga tidak bisa. Kenapa tidak dirinya saja yang menodai seorang Mentari. Lagipula, Mentari saat ini sedang dalam pengaruh obat berdosis tinggi jadi tidak akan tahu siapa yang sudah menodainya itu.