Suasana makan malam terasa begitu khidmat. Semuanya tampak menikmati makanan masing-masing tanpa berniat membuka pembicaraan sama sekali. Mereka terlalu asyik dengan pikiran masing-masing. Tentu suasana seperti ini sangat langka sekali terjadi di keluarga Pratama itu.
Biasanya, sang Mama akan membuka pembicaraan walau hanya sebentar saja. Namun, kali ini wanita yang masih sangat cantik itu walaupun usianya sudah tidak muda lagi hanya fokus makan sesekali melirik ke arah Mentari.
Karina masih sangat kepikiran dengan Mentari, perihal bekas-bekas luka itu. Seorang Ibu, tentu dia khawatir. Bagaimana jika Mentari kenapa-kenapa? Hal itu tentu saja tidak boleh terjadi sebab ia sangat menyayangi gadis muda itu.
Mentari menahan rasa pusing yang tiba-tiba saja melanda. Dia terus memasukkan suapan demi suapan makanan itu ke mulutnya. Dirinya itu adalah tipe orang yang tidak terlalu banyak makan. Mungkin itu sebabnya Mentari memiliki tubuh kurus.