"Haha! Anak haram sama pembunuh kayak lo ini pantes diginiin." Menumpahkan segelas susu ke rambut Mentari.
Mentari hanya bisa diam. Air matanya tak kuasa terus ia tahan. Seharian ini, pasti hanya nerakalah yang akan ia hadapi. Pria tampan yang menatapnya tajam dan membuat penampilannya itu pasti tak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
Kesempatan dimana Mama angkatnya, Karina pergi. Hanya ada mereka berdua di rumah ini.
Langit menatap Mentari penuh kebencian. Rasa kebencian sudah tertanam di hatinya sejak kecil. Bukan hanya ia saja yang membenci wanita berkacamata tebal itu. Namun, Papanya juga. Hanya Mamanya saja yang sayang kepada gadis sialan itu.
"Nih! Ambil roti bekas gue!" Melemparkan setengah roti berselai coklat bekasnya tepat di hadapan Mentari yang duduk bersimpuh di lantai.