"Permisi." Terdengar suara Farel dari luar.
Ken yang sedang merapikan mejanya seketika berseru, "Masuklah."
Cklek.
Terlihatlah sosok Farel yang tengah tersenyum lebar kepadanya.
"Hehe. Maaf ya ganggu."
Ken menengadah dan menggeleng pelan. "Tidak apa."
Setelah semua berkas sudah tersusun dengan rapi. Ken memutuskan untuk beranjak dan menghamipiri Farel.
"Ayo kita duduk di sana." Menepuk pelan pundak sang sahabat.
Keduanya pun kini sudah duduk di Sofa. Bisa Ken lihat kalau Farel begitu berkeringat. Lihatlah, baju pria berwajah kecil itu sudah basah bak diguyur. Ia sangat yakin itu bukan guyuran air biasa. Melainkan keringat.
"Kasihan. Pasti dia sangat kelelahan," batin Ken prihatin.
Menurutnya, sang sahabat sangat bersungguh dalam pekerjaannya itu.
"Kamu tidak pulang?" tanya Ken kepada Farel yang terus mengelap peluh keringatnya.
"Sebentar lagi. Aku capek banget." Terkekeh geli.