Indry merasa begitu terharu karena bisa melihat sahabatnya dalam keadaan baik-baik saja. Dirinya begitu bersyukur masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan sang sahabat.
"Karina." Indry langsung memeluk sosok yang tengah bersandar di ranjang itu. Karina juga membalas pelukan Indry yang begitu kuat seolah takut kalau dirinya akan pergi lagi. Ia begitu menyesali perbuatannya yang bodoh itu.
"Maafkan aku," lirih Karina merasa bersalah. Bisa ia tebak pasti Indry begitu sedih dan uring-uringan dengan kepergiannya yang tiba-tiba tanpa memberi kabar sama sekali.
Pelukan keduanya pun akhirnya terlepas. Indry menggeleng pelan. "Tidak usah meminta maaf. Dengan melihatmu begini aku merasa sangat lega. Kumohon, kedepannya jangan seperti itu." Matanya menyorotkan sebuah permohonan yang begitu mendalam.