Berlanjut.
Setelah puas makan ikan bakarnya sampai kenyang akhirnya Hendry mengajak Luna untuk bermalam di rumahnya.
Memang waktu berjalan begitu cepat. Tidak terasa sudah malam saja. Langit yang semula cerah berwarna biru, kini berubah menjadi gelap dengan para bintang-bintang yang menghiasnya.
Jika mereka sedang berjalan dengan keadaan basah kuyup, di tempat terpisah. Tidak jauh dari sungai yang tadi di datangi Luna dan Hendry.
Beberapa orang yang berpenampilan seperti prajurit itu sedang menelusuri bagian hutan tersebut.
"Tuan putri Luna! Di mana kau!"
"Tuan putri Luna!"
Mereka saling bergantian memanggil Luna, dengan tujuan Luna akan mendengarnya. Namun, sebagian hutan ini telah ditelusuri dan belum ditemukan juga tanda-tanda keberadaan Luna.
"Tuan putri! Di mana kau!"
Bahkan pria yang berpakaian paling mewah itu sangat mencemaskan keberadaan Luna.
Namanya adalah Panglima Suho. Dia tangan kanan dari Raja, yaitu ayah dari Luna.