Saudara-saudaranya pergi bertarung di medan perang. Lalu, kenapa dia tidak? Ini nantinya bisa menimbulkan cemburu sosial bagi siapapun. Yang lain sibuk bertarun, dan sedangkan dia hanya bisa menjadi Bos besar yang mengawasi di tepi lapangan saja.
"Kau, akan berada?" Zhao Yun mencoba mencari-cari tempat yang tidak sulit, tapi tidak juga mudah yang sedang-sedang saja.
"Kau akan berada bersama kami!"
Seseorang berkata dengan tiba-tiba. Suara itu datang secara mendadak. Entah dari mana datangnya, yang pasti semuanya mengenali suara itu.
Semuanya, melihat ke arah pintu masuk. Dilihat secara berjamaah dua orang yang berjalan masuk dari sana. Mereka mengenali wajah, dua pendekar yang berdiri berdua di sudut pintu itu.
"Guru Jia!" sebut beramai-ramai namanya.
Ternyata itu Guru Jia dan Guru Bae yang sudah sadarkan diri. Merasa namanya dipanggil, Guru Jia memberikan senyuman tipis pada murid-murid terkasihnya.